Melihat Proses Pembuatan Wayang Kulit di Kepuhsari, Wonogiri

Filosofi awal dan bentuk wayang pada awalnya seperti relief candi dan berkaitan dengan pemujaan. Namun, setelah agama Islam memasuki Jawa, bentuk dan filosofi wayang tersebut dirubah sehingga menjadi bentuk dan filosofi wayang seperti yang ada sekarang. Bentuk wayang kini tidak lagi mengambil relief candi, tetapi seperti wayang kulit purwa yang ada sekarang.

 

Wayang merupakan bentuk kebudayaan Jawa yang menjadi saksi sejarah perkembangan keagaamaan di Indonesia pada masa Hindu sampai masa berkembangnya agama Islam. Cerita dan asal mula wayang berasal dari kebudayaan Hindu. Namun, dalam perkembangannya, wayang digunakan untuk menyebarkan agama Islam di Jawa. Karena itulah bentuk serta filosofi wayang berubah dari bentuk dan filosofi awalnya.

 

Wayang merupakan kebudayaan yang harus dipertahankan dan dilestarikan karena keberadaannya telah diakui oleh dunia internasional. Indonesia memiliki beragam jenis wayang yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia tidak hanya Jawa. Wayang tersebut harus dilestarikan agar tidak hilang akibat pengaruh modernisasi. Wayang kulit adalah salah satu jenis wayang yang masih bertahan hingga saat ini. Seperti namanya, wayang jenis ini terbuat dari kulit hewan seperti kambing, sapi dan kerbau. Kulit hewan tersebut dibentuk, diukir dan diwarnai hingga membentuk wayang yang dikenal sekarang.

 

Keberadaan wayang kini semakin sedikit kaarena tergerus oleh modernisasi. Namun, bagi Anda pecinta wayang, Anda tidak perlu khawatir. Pasalnya, Anda masih bisa menemukan tempat yang masih memproduksi wayang. Salah satu tempat yang masih memproduksi wayang adalah Desa Kepuhsari yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Manyaran, Wonogiri, Jawa Tengah. Dari 6 ribu jiwa yang tinggal di Desa Kepuhsari, terdapat 50 orang yang menggantungkan hidupnya dari membuat wayang kulit.

 

Tidak tanggung-tanggung, wayang yang dibuat dari desa ini termasuk dalam wayang kelas premium dan terbuat dari kulit kerbau asli. Karena itulah pengunjung desa ini didominasi oleh wisatawan asing. Selain wisatawan asing, wisatawan nusantara juga dapat dijumpai di desa ini. Wisatawan nusantara yang datang ke Desa Kepuhsari umumnya adalah pecinta wayang maupun dalang yang ingin mengoleksi wayang.

 

Desa Kepuhsari ini cukup jauh dari pusat kota. Dari Jakarta, Desa Kepuhsari dapat dicapai menggunakan bus selama 15 sampai 20 jam. Jika dari Solo maupun Yogyakarta, desa ini dapat dicapai lebih cepat. Cukup dengan menyewa taksi yang bisa mengantarkan Anda ke pusat Kabupaten Wonogiri. Selain bisa melihat pembuatan wayang kulit, Anda juga bisa ikut merasakan cara pembuatan wayang di Desa Kepuhsari.

 

Desa Kepuhsari juga melakukan pertunjukan wayang yang dapat disaksikan pengunjung pada hari-hari tertentu. Jika Anda tertarik dengan desa pusat pembuatan wayang ini, infomasi tentang Desa Kepuhsari bisa didapatkan dari web ini.

 

%d bloggers like this: